Waktu sudah menunjukan jam setengah 6 sore. Aku harus bergegas pergi ke sekolah dan bertemu Mischa untuk menyelidiki tentang Kalangi, anak kelas 10-1 yang menghilang sejak empat hari yang lalu.
" Hei, kau terlambat." terlihat siluet seorang perempuan dari kejauhan. Dialah Mischa.
" Iya, iya. Sorry deh."
" Ya sudahlah, ayo masuk ke dalam."
Saat aku melewati gerbang sekolah, badanku terasa berat dan suasananya serasa tidak nyaman. Entah apapun ini tapi, biarkan saja. Mungkin ini hanya perasaanku saja.
" HUAAAA!!! ", tiba-tiba terdengar suara jeritan dari kejauhan. " Suara siapa itu? " tanya Mischa kepadaku. "Entahlah, suaranya berasal dari halaman belakang. Sepertinya dari taman! "
" Ayo kesana!"
Aku pun bergegas pergi ke taman dan aku melihat seorang perempuan menjerit histeris. Rasanya aku pernah melihat perempuan itu. Oh iya, dia anak yang tadi siang kutabrak.
***
*Mischa's Plot*
Sekarang sudah jam 17.50. Masih 10 menit lagi sih waktu perjanjianku dengan si Hector. Tapi aku belum terlalu tahu Hector orangnya seperti apa. Jangan-jangan dia tipe orang yang serba on time lagi. Heeh...buat jaga-jaga ada baiknya aku datang lebih awal saja deh.Okay, time for the action!
***
Bah, sepertinya aku datang terlalu awal.Tidak ada siapa-siapa disini, sepi. Ng..sekarang pas jam 6, dia sudah jalan ke sini belum ya?
....
Aneh. Semakin lama suasananya semakin sumpek, aku tidak suka. Seperti...ada dorongan untuk segera pergi dari sini.
TAP TAP TAP
Siapa itu?
" Hey, Mischa." , rupanya Hector yang sudah datang. Dia benar benar membuatku takut.
" Hei, kau terlambat."
" Iya, iya. Sorry deh."
" Ya sudahlah, ayo masuk ke dalam."
Ukh..aku tidak suka udara ini. Semakin masuk ke dalam sekolah entah kenapa rasanya..sesak....
" HUAAAA!!!! "
Suara apa lagi itu? Membuatku semakin gelisah saja.
" Suara siapa itu? ", tanyaku dengan rasa gelisah yang sedikit kukurangi sendiri. " Entahlah, suaranya berasal dari halaman belakang. Sepertinya dari taman! "
" Ayo kesana! "
Ternyata seorang anak perempuan. Oh! Aku tahu anak itu, anak perempuan itu kan adik kelasku. Dia yang menabrak Hector tadi pagi, haha ada-ada saja anak itu..Dan lagi, untuk apa juga dia pergi ke sekolah malam-malam begini?
***
*Michelle's Plot*
Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, saatnya aku pergi ke sekolah. Aku sangat penasaran dengan tulisan yang tadi kutemui di taman. Apa maksudnya ya?
"Ma, aku pergi dulu ya." kataku kepada ibuku yang ada di dapur.
"Mau kemana, Chelle? Sudah malam. Jangan main keluar-keluar."
"Enggak Ma, aku cuma mau ngambil buku pelajaranku yang ketinggalan di rumah temen. Sebentar kok."
"Ya sudah, cepat pulang ya. Hati-hati di jalan."
Aku pun segera keluar, dan menuju ke sekolah. "Tunggu.. Siapa itu? Sepertinya aku pernah melihatnya. Ngapain mereka ke sekolah malam-malam begini?" kataku dalam hati. Baiklah, daripada aku ke dalam sekolah lewat gerbang depan, nanti ketahuan mereka, lebih baik aku lewat pintu belakang sekolah yang langsung menuju ke taman.
Begitu sampai di taman, aku melihat keran air yang masih menyala. Pemborosan sekali sekolah ini, pikirku. Saat aku mematikan keran airnya, tiba-tiba air yang keluar semakin deras dan semakin lama semakin menjadi gelap warnanya. Itu darah! Aku yang takut dengan darah kontan langsung menjerit histeris. Dua orang yang tadi kulihat di depan gerbang sekolah pun langsung datang menghampiriku. Tunggu, aku kenal mereka. Yang cowok adalah anak yang menabraku tadi siang (yang ogah-ogahan menolongku, huh!) dan yang satu lagi adalah Mischa dari kelas 12-2.
***
*Hector's Plot*
" Hei, kenapa kau berteriak? ", tanyaku bingung. Wajah perempuan itu benar-benar pucat. Jari telunjuknya mulai bergerak perlahan, sambil gemetaran. Sepertinya ia menunjuk sesuatu. Ia menunjuk..
" Darah.", Mischa menggumam histeris melihatnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan cepat untuk menutupi pandangannya terhadap keran air darah itu.
" Mustahil. Air kerannya..eh, anu, adik.. "
" Panggil aku Michelle." , " Tapi..tolong...sebaiknya kita pergi dari tempat ini dulu.."
" Baiklah." , " Mischa, mungkin ekspedisi kita kali ini kita undur dul..."
" Tidak bisa!" , Mischa membuka tangan yang menutup matanya, " Kita sudah sampai disini dengan susah payah tanpa ketahuan orang lain, tahu! Lu mau melewatkan kesempatan ini begitu aja?? "
" Iya, tapi Michelle..!"
" Engga, kak Mischa benar. Aku juga..ke sini karena suatu hal yang penting. Tadi pagi aku melihat tulisan This park of blood. You come. Not by a long shot. Aku melihatnya ada di bangku taman ini tadi sore, karena itu, aku jadi penasaran dan pergi ke sekolah ini malam-malam karena menurutku..tulisan not by a long shot yang kulihat tadi sore mungkin bermaksud malam. Tapi tulisan itu sekarang justru menghilang dan tiba-tiba ada keran yang menyala. Aku ingin mematikan keran itu, tapi airnya justru semakin deras dan berubah menjadi...darah.." , Michelle merubah postur berdirinya menjadi lebih tegap, " Tapi apapun itu, akan kuceritakan lebih banyak lagi di tempat lain. Ayo kita pergi. Aku benci melihat darah..."
Aku dan Mischa melihat keadaan Michelle yang sepertinya benar-benar ingin segera pergi dari tempat itu. Kami pun segera mengikutinya pergi...
....ke dalam sekolah?
***